BUNYI
gambar 1. alat musik melayu |
A. Bunyi
1.
Bunyi adalah getaran
Coba pegang tenggorokanmu dan bersuara. Apa yang kamu rasakan?
Bunyi dihasilkan oleh
benda-benda yang bergetar. Misalnya, kecipak air
kolam,
desah
angin di pepohonan, dan suara anjing menggonggong. Jadi,
bunyi adalah getaran.
Akan tetapi,
tidak semua getaran dapat
menghasilkan bunyi. Ada beberapa
benda yang bergetar, namun
bunyinya tidak
dapat didengar. Jika jumlah getaran suatu benda tiap satuan waktu tidak memenuhi bilangan tertentu
maka bunyi yang dihasilkan tidak dapat didengar.
Bunyi yang dapat
didengar telinga manusia normal
memiliki frekuensi antara 20 getaran tiap detik (hertz = Hz) sampai dengan
20.000 getaran
tiap detik (hertz = Hz). Bunyi dalam daerah
frekuensi ini disebut
audiosonik.
Bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz tidak dapat didengar
telinga manusia normal. Bunyi
pada daerah frekuensi ini disebut
infrasonik. Demikian juga bunyi dengan
frekuensi di atas 20.000
Hz. Bunyi pada daerah frekuensi ini disebut ultrasonik.
Laju rambat bunyi di udara pada suhu kamar kurang lebih 340 m/s. Saat ini banyak pesawat terbang,
terutama untuk jenis pesawat tempur yang dapat terbang
dengan laju melebihi
laju rambat bunyi di udara.
Pernahkah kamu mendengar pesawat supersonik? Laju benda yang
melebihi laju rambat bunyi disebut supersonik. Satuan supersonic adalah mach (1 mach = 1 s laju rambat bunyi).
gambar 3. jangkrik |
gambar 2. anjing |
gambar 4. ngengat |
Banyak hewan yang dapat
mendengar bunyi dengan frekuensi
infrasonik atau ultrasonik.
Jangkrik dan anjing dapat mendengar infrasonik. Ngengat, ikan paus, dan burung hantu dapat menangkap ultrasonik. Kelelawar
dianggap memiliki radar alam karena mampu menghasilkan
ultrasonik yang dipancarkan ke
semua arah dan mampu juga menangkap pantulannya. Oleh
karena itu, kelelawar
dapat terhindar
dari tumbukan dengan benda lain, walaupun
terbang di malam hari yang sangat gelap. Lumba-lumba dapat berkomunikasi dengan lawan jenisnya
dari jarak jauh dengan menggunakan
ultrasonik.
2. Perambatan Bunyi
Bunyi dapat merambat melalui bermacam-macam media, seperti
benda padat, cair, dan gas. Getaran bunyi
yang sampai ke telinga pada umumnya merambat melalui
medium udara. Rambatan bunyitersebut dalam bentuk gelombang longitudinal.
gambar 5. gelombang longitudinal |
Laju rambat
bunyi di dalam zat padat lebih
cepat dibandingkan dengan laju rambat bunyi
di udara. Jika bunyi mengenai zat
padat maka molekul-molekulnya akan bergetar. Pada saat semua molekul
bergetar secara bersamaan,
muncul suatu daerah
bertekanan tinggi yang akan segera berpindah
ke daerah bertekanan rendah.
Demikian seterusnya
sehingga bunyi merambat melalui zat tersebut.
Karena letak molekul-molekul zat padat sangat berdekatan maka bunyi dapat berpindah lebih cepat dibandingkan pada zat cair atau gas.
Laju rambat bunyi di dalam zat cair tidak sebesar
di dalam zat padat, tetapi lebih besar dibandingkan dengan laju rambat bunyi
di dalam gas. Hal ini karena jarak
antarmolekul zat cair lebih jauh dibandingkan dengan
jarak antarmolekul zat
padat, namun lebih dekat dibandingkan dengan jarak antarmolekul
gas.
Syarat agar bunyi dapat didengar manusia, yaitu
a. frekuensinya
antara 20 Hz – 20.000 Hz (daerah audiosonik);
b. kekuatannya 1 dB atau lebih;
c. ada zat antara berupa gas, zat cair, atau zat padat;
d. diterima
oleh telinga orang normal dan dalam keadaan sadar.
3. Laju rambat bunyi
Bunyi akan merambat melalui udara dengan kecepatan tertentu
sehingga bunyi memerlukan waktu untuk dapat sampai ke pengamat.
Rambatan bunyi di udara
adalah rambatan gelombang. Seperti halnya gelombang,
bunyi juga
merambat di udara dengan laju
tertentu. Laju rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satuan waktu.
v = laju rambat bunyi
(m/s)
s = jarak yang ditempuh
(m)
t = waktu tempuh
(s)
B. Karakteristik Gelombang Bunyi
1. Nada
Nada atau bunyi beraturan adalah bunyi yang mempunyai
frekuensi tertentu. Jika
frekuensi bunyi tersebut tidak teratur
maka bunyi itu disebut
desah. Sedangkan yang dimaksud
dengan interval adalah perbandingan
antara frekuensi suatu nada dengan nada lain yang frekuensinya lebih rendah.
1. Kuat bunyi dan tinggi bunyi
Kuat bunyi bergantung
pada besarnya amplitudo. Jika makin besar amplitude. Tinggi rendah bunyi tergantung pada frekuensi
getaran sumber bunyi. Makin besar
frekuensi sumber
bunyi, makin tinggi bunyi yang
dapat
didengar. Frekuensi yang
besar
sering disebut frekuensi tinggi.
Coba kamu dengarkan
baik-baik suara
paduan suara yang sedang
bernyanyi. Apakah suara mereka terdengar
sama? Alat-alat yang
bergetar pada pita suara yang berbeda akan menyebabkan suara yang terdengar
juga berbeda. Keadaan
ini disebut dengan warna bunyi (timbre). Warna bunyi juga terjadi
pada alat-alat musik.
Nada do
pada piano
terdengar
berbeda dengan nada do pada organ.
2. Hukum Mersenne
Mengapa nada yang dihasilkan sebuah gitar berbeda-beda? Menurut
hukum Mersenne, tinggi nada
suatu senar atau tali gitar:
a. berbanding terbalik dengan panjang senar;
b. berbanding terbalik dengan akar
luas penampang senar;
c. berbanding terbalik dengan akar
massa jenis bahan senar;
d. berbanding lurus dengan akar tegangan
senar.
C. Resonansi
Pernahkah kamu memerhatikan kaca
jendela yang bergetar ketika
ada
suara petir, padahal
kaca jendela
yang lain tidak bergetar?
Gejala ikut bergetarnya
suatu benda karena getaran
benda lain disebut resonansi.
Resonansi sebuah benda
akan terjadi jika benda tersebut memiliki frekuensi sama dengan benda yang
sedang bergetar tersebut. Misalnya pada garpu tala.
1. Resonansi Udara
Coba dengarkan bunyi garpu tala yang digetarkan di
atas tabung udara? Jika getaran
yang didengar lebih kuat, ini menunjukkan adanya resonansi dari udara di dalam tabung.
2. Resonansi Selaput Tipis
Bagian
ang sagat penting pada telinga kita adalah gendang pendengaran. Bagaimana jika
gendang pendengaran kita rusak? Selaput gendang sangat mudah untuk beresonansi.
Jika ada bunyi dari luar yang masuk ke lubang telinga maka selaput gendang
pendengaran akan bergetar. Dengan adanya getaran ini, terjadilah resonansi.
Akibat resonansi, kita dapat mendengar buni-buni di sekitar kita. Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa sryarat terjadinya resonanasi adalah :
a.
Frekuensina
sama
b.
Ada
selaput tipis
c.
Ada
ruang udara yang panjangnya sama dengan bilangan ganjil ¼ kali panjang
gelombang.
3. Resonansi dapat memperkuat bunyi
asli
Di sekitar selaput suara manusia, terdapat udara. Ketika selaput
suara bergetar, udara ini akan iktu bergetar. Getaran udara ini akan
mengakibatkan suara manusia terdengar nyaring.
4. Kerugian akibat
resonansi
Tidak selamanya resonansi
menguntungkan. Bunyi ledakan bom yang sangat keras dapat menimbulkan getaran
yang dapat meruntuhkan gedung-gedung. Getaran kereta api yang lewat menyebabkan bagian-
bagian rumah yang ada di pinggir
rel ikut bergetar. Jika hal ini terjadi
terus-menerus dan dalam waktu yang lama maka rumah akan cepat rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar