Senin, 09 Juli 2012

Bunyi 2

D. Pemantulan Bunyi
Ketika kamu mendengar suara petir, mungkin kamu juga akan mendengar suara susulan yang merupakan gema suara aslinya. Suara susulan ini terjadi akibat adanya bunyi yang menumbuk dinding penumbuk, kemudian dipantulkan oleh dinding itu.
Tidak semua bunyi yang mengenai dinding pemantul akan dipantulkan. Ada sebagian bunyi tersebut yang diserap dinding pemantul. Kemampuan suatu permukaan dalam memantulkan bunyi tergantung pada keras lunaknya permukaan.
1.   Hukum pemantulan bunyi
Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan hukum pemantulan bunyi sebagai berikut. “Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak dalam satu bidang datar. Sudut datang sama besar dengan sudut pantul”.
Kuat bunyi yang didengar tergantung pada:
-  Amplitudo sumber bunyi
- Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar
-  Resonansi yang terjadi
-  serta adanya dinding pemantul yang sesuai.
2. Macam-macam Bunyi Pantul
a.       Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Suara gurumu di dalam kelas akan lebih keras dibandingkan dengan suara guru olah ragamu di lapangan. Itu dikarenakan suara di dalam ruangan akan dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan.
b.      Gaung atau Kerdam
Bunyi  pantul yang datangnya hanya sebagian yang bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas disebut gaung atau kerdam. Gaung atau kerdam dapat terjadi di gedung bioskop, gedung pertunjukan, gedung pertemuan, studio radio, dan lain-lain. Untuk menghindari terjadinya gaung pada dinding gedudung tersebut, maka biasanya dilapisi bahan yang dapat  meredam bunyi disebut bahan akustik. Misalnya, kain wol, kapas, karton, papan karton, gabus, dan karet busa.
c.       Gema
Bunyi pantul dapat terdengar dengan jelas seperti bunyi aslinya karena antara bunyi pantul dengan bunyi asli tidak saling mengganggu. Hal ini dimungkinkan jika jarak antara dinding pemantul dengan sumber bunyi jauh. Karena jarak yang jauh, bunyi akan berjalan menempuh jarak yang jauh. Waktu yang digunakan untuk memantul juga lama. Ketika bunyi asli sudah selesai diucapkan, bunyi pantul mungkin masih di perjalanan. Akibatnya, bunyi pantul terdengar jelas setelah bunyi asli. Bunyi pantul yang terdengar jelas setelah bunyi asli disebut gema. Gema dapat terjadi di lereng-lereng gunung atau di lembah-lembah.
3.      Manfaat Bunyi Pantul
a.       Pengukuran jarak dengan gema
Waktu terdengar gema,artinya bunyi telah menempuh jarak tersebut pulang pergi. Jika jarak d waktu yang dibutuhkan t maka kecepatan buyinya adalah,  v= 2d/t
Contoh:
Soal
Dalam suatu pertandingan sepak bola, bunyi gema teriakan gol terdengar 2 detik setelah penonton bersorak. Jika cepat rambat bunyi pada saat itu adalah 320 m/s, berapa jarak antara penonton dengan dinding pemantul?
Pembahasan
Diket: v= 320 m/s,            t = 2s
Ditanya: d?
Dijawab: d = vt/2 = 320.2/2 = 320 m
Jadi jarak antara penonton dengan dinding pemantul adalah 320 m.
b.      Pengukuran kedalaman laut dengan pemantulan bunyi
Bagaimana mengukur kedalaman laut? Sebuah sumber getar yang disebut osilator dipasang pada dinding kapal bagian bawah. Di dekat osilator dipasang hidrofon, yaitu alat yang dapat menangkap getaran.
Untuk mengukur kedalaman laut, osilator digetarkan. Getaran ultrasonik yang dihasilkannya diarahkan  ke dasar laut. Oleh dasar laut, getaran ini dipantulkan dan diterima hidrofon. Sebuah alat pencatat akan mencatat selang waktu antara getaran dikirim dan getaran pantul yang diterima. Jika cepat rambat bunyi di air laut diketahui maka kedalaman laut dapat dihitung.
Soal
Pantulan dari getaran yang dipancarkan osilator diterima setelah menempuh waktu 1/4 sekon. Berapa kedalaman laut di tempat itu jika cepat rambat bunyi di air laut adalah 1.400 m/s?
Pembahasan
Diket: t= ¼ s        v=1.400m/s
Ditanya: d?
Dijawab: d= vt/2 = (1400. ¼)/2 = 175 m
Jadi kedalaman laut tersebut adalah 175 m.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar