Selasa, 25 Juni 2013

Sistem Tata Surya dan Keteraturanya

SISTEM TATA SURYA DAN KETERATURANNYA
       I.            PENDAHULUAN
Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui.
Aneka pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian sejak ras ma-nusia bermula. Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa rancangan dan keteraturan alam semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta Mahatinggi yang menguasai seluruh jagat raya.
Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan ke-teraturan jagat raya ini berkembang? Ini adalah kebenaran tak terbantahkan yang dapat kita capai dengan menggunakan kecerdasan kita. Allah mengungkapkan kenyataan ini dalam kitab suci-Nya, Al Quran, yang telah diwahyukan empat belas abad yang lalu sebagai penerang jalan bagi kemanusiaan. Allah menya-takan bahwa Dia telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan, untuk suatu tujuan khusus, serta dilengkapi dengan semua sistem dan keseimbangannya yang dirancang khusus untuk kehidupan manusia.
Allah mengajak manusia untuk mempertimbangkan kebenaran ini dalam ayat berikut:
Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya. Dia meninggikan bangunannya lalu me-nyempurnakannya. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.” (QS. An-Naazi’aat: 27-30)

Pada ayat lain dalam Al Quran dinyatakan pula bahwa manusia harus melihat dan mempertimbangkan semua sistem dan keseimbangan di alam semesta yang telah diciptakan Allah untuknya, serta memetik pelajaran dari pengamatannya:
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya).” (QS. An-Nahl: 12)

Masih banyak lagi ayat al-Qur’an yang menjelaskan dan memrintahkan kepada kaum muslimin untuk mempelajari apa yang ada di dunia ini. Untuk lebih jelasnya, penulis akan memaparkan beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan sistem tata surya.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.       Apa pengertian tata surya dan cakupannya?
B.       Bagaimana asal mula terbentuknya tata surya?
C.       Bagaimana keteraturan sistem tata surya dan contohnya?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tata Surya dan Cakupannya
B.     Asal Mula Terbentuknya Tata Surya
C.    Keteraturan Tata Surya
Tata surya adalah salah satu keselarasan indah yang paling mengagumkan yang dapat disaksikan. Terdapat delapan planet dengan 54 satelit yang diketahui dan benda-benda kecil yang jumlahnya tidak diketahui. Planet-planet utama yang dihitung menjauh dari matahari adalah merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Bumi adalah satu-satunya tempat dimana manusia dapat hidup dan bertahan tanpa alat bantu, berkat tanah dan air yang melimpah serta atmosfer yang dapat dihirup untuk bernafas.
Pada struktur tata surya, kita menemukan contoh lain dari keindahan keseimbangan: keseimbangan antara gaya sentrifugal yang dilawan oleh gaya gravitasi dari benda primer planet tersebut.(Dalam astronomi, benda primer adalah benda yang dikitari oleh benda liannya. Benda primer adalah matahari, benda primer bulan adalah bumi). Tanpa kesimbangan ini, segala sesuatu yang ada di tata surya akan terlontar jauh ke luar angkasa. Keseimbangan di antara kedua gaya ini menghasilkan jalur (orbit) tempat planet dan benda angkasa lain mengitari benda primerya.
Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat, dia akan tertarik kepada benda primernya. Jika bergerak terlalu cepat, benda primernya tidak mampu menahannya, dan akan terlepas jauh ke angkasa. Sebalikya, setiap benda langit bergerak pada kecepatan yang begitu tepat untuk terus dapat berputar pada orbitnya. Lebih jauh, keseimbangan ini tentu berbeda untuk setiap benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari berbeda-beda. Demikian juga massa benda-benda langit tersebut. Jadi, planet-planet  harus memiliki kecepatan yang berbeda untuk tidak menabrak matahari atau terlempar menjauh ke angkasa.
Ahli astronomi penganut materialisme bersikukuh bahwa asal mula dan kelangsungan tata surya dapat dijelaskan karena kebetulan. Lebih dari tiga abad lalu, banyak pemuja materialisme telah berspekulasi tentang bagaimana keteraturan menakjubkan ini bisa terjadi dan mereka gagal sama sekali. Bagi penganut materialisme, keseimbangan dan keteraturan tata surya adalah misteri tak terjawab. [1]
Kepler dan Galileo, dua astronomi yang termasuk orangorang pertama yang menemukan keseimbangan paling sempurna, mengakuinya sebagai rancangan yang disengaja dan tanda campur ilahiah di seluruh  alam semesta. Isaac Newton, yang diaku sebagai salah satu pemikir ilmiah terbesar sepanjang masa, pernah menulis:[2]
sistem paling indah yang terdiri dari matahari, planet, dan komet ini dapat muncul dari tujuan dan  kekuasaan Zat yang berkuasa dan cerdas....Dia mengendalikan semuanya, tidak sebagai jiwa namun sebagai penguasa dari segalanya, dan disebabkan kekuasaan-Nya, Dia biasa disebut sebagai “Tuhan Yang Maha Agung        
Untuk contoh dari keteraturan sistem tata surya, berikut contohnya baik secara ilmiah maupun yang dijelaskan dalam Al-Qur’an:
1.        Rotasi Alam Semesta[3]
Salah satu sebab utama mengapa terjadi keseimbangan di alam semesta ini adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Allah SWT berfirman,
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”(QS.Al-Anbiya:33)

Superclaster, galaksi, bintang-bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga begerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta km menjauhi posisi sebelumnya. Dari hasil perhitungan para pakar sains, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
Selama berevolusi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari litasannya yang benar setiap 29 km. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan membeku. Anadaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati.
Menurut Harun Yahya dalam bukunya yang berjudul The Quran Leads The Way to Science menjelaskan bahwa, di dalam al-Qur’an dijelaskan pula bahwa matahari tidak statis tetapi bergerak dalam orbit tertentu[4]:
dan matahari berjalan di tempat peredarannya, demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS.Yaasin:38)

Menurut perhitungan ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan sangat tnggi yaitu 720.000km/jam ke arah bintang Vega dalam orbit tertentu yang disebut Solar Apex. Hal ini berarti bahwa matahari bergerak kira-kira 17.280.000km/hari. Bersama matahari, semua planet dan satelit di dalam sistem gravitasi matahari juga menempuh jarak yang sama. Lebih jauh, semua bintang di alam semesta berada dalam gerakan terencana yang sama.
2.        Tempat Kedudukan Bumi[5]
Di samping keseimbangan yang menakjubkan ini, posisi bumi di dalam tata surya dan alam semesta juga merupakan bukti lain kesempurnaan ciptaan Allah.
Temuan terakhir astronomi menunjukkan pentingnya keberadaan planet lain bagi bumi. Ukuran dan posisi Yupiter, sebagai contoh, ternyata begitu penting. Perhitungan astrofisika menunjukkan bahwa, sebaga planet terbesar dalam tata surya, Yupiter menjamin kestabilan orbit bumi dan planet lainnya. Peran Yupiter melindungi bumidijelakan dalam artikel “How Special Jupiter is” karya George Wheterill:
Tanpa planet besar yang dengan tepat ditempatkan di posisi Yupiter, bumi ternyata telah ditabrak ribuan kali lebih sering oleh komet dan meteor serta serpihan antar planet. Jika saja tanpa Yupiter, kita tadak mungkin ada untuk mempelajari asal-usul tata surya.
Intinya, struktur tata surya telah dirancang khusus bagi manusia untuk hidup.
Mari kita kaji juga tempat kedudukan tata surya di alam semesta. Tata surya kita berada di salah satu cabang spiral raksasa dari galaksi Bima Sakti, lebih dekat ke tepi dari pada ke tengah. Keuntungan apa yag didapat dari posisi seperti ini? Dalam Nature’s Destiny, Michael Dalton menjelaskan:
“Yang mengejutkan adalah bahwa alam semesta bukan asaja  luar biasa tepat bagi keberadaan manusia dan adaptasi biologis manusia, namun juga bagi pemahaman kita. Karena posisi tata sutya kita di tepi galaksi,  pada malam hari kita dapat memandang jauh ke galaksi dan menggali pengetahuan dari struktur keseluruhan alam semesta. Andai saja kita berada di tengah galaksi, kita tidak akan pernah menyaksikan keindahan galaksi spiral atau memiliki gagasan tentang struktur alam semesta”.
Dengan kata lain,  bahkan posisi bumi di galaksi merupakan bukti bahwa bumi diciptaka bagi manusia untuk hidup, demikian pula seluruh hukum Fisika alam semesta. Ini kebenaran nyata bahwa alam semesta diciptakan dan diatur oleh Allah. Seperi yang diungkapkan dalam al-Qur’an:
Dan tidak kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka kan masuk neraka.(QS.Shaad:28)
Pemahan mendalam ini diungkapkan di dalam ayat lain al-Qur’an yakni QS.Ali Imran ayat 190-191. 
   
 IV.            KESIMPULAN
    V.            PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Yahya, Harun, The Creator of Universe:Penciptaan Alam Semesta,terj.Ary Nilandari, Bandung:Dzikra,2003.




[1]Harun Yahya, The Creator of Universe (Penciptaan Alam Semesta),terj.Ary Nilandari, (Bandung:Dzikra,2003),hlm.64
[2] Harun Yahya, The Creator of Universe (Penciptaan Alam Semesta),terj.Ary Nilandari, hlm.65
[3] Agus Mulyono dan Ahmad Abtikhi, Fiska & al-Qur’an,(Malang:UIN Malang Press, 2006), hlm.33
[4] Harun Yahya, The Quran Leads The Way to Science (Al-Qur’an dan Sains),terj.Ary Nilandari, (Bandung:Dzikra,2002),hlm.83
[5] Harun Yahya, The Creator of Universe (Penciptaan Alam Semesta),terj.Ary Nilandari, hlm.68

Tidak ada komentar:

Posting Komentar